Jumat, 23 Oktober 2009

Orang-Orang yang Masuk Desa dengan Merangkak di Atas Pantat Mereka

DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar

Pengantar
Ini kisah tentang pengingkaran dan kedurhakaan dalam membalas nikmat dan kebaikan. Allah memerintahkan Bani Israil agar masuk ke sebuah desa di bumi yang suci (Baitul Maqdis) dengan kemenangan dan ketundukan kepada Allah serta permohonan ampunan dan rahmat kepada-Nya. Akan tetapi, mereka mengganti ucapan dengan ucapan lain yang tidak disampaikan kepada mereka. Mereka masuk dengan merangkak di atas pantat mereka, meneriakkan perkataan orang-orang bodoh dengan slogan-slogan kosong, mengganti kalamullah. Maka, Allah menurunkan siksa dari langit kepada orang-orang zhalim di kalangan mereka.

Teks Hadis
Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Dikatakan kepada Bani Israil, 'Masuklah pintu gerbanga sambil bersujud dan katakanlah, 'Bebaskan kami dari dosa.' (Al-Baqarah: 58). Lalu mereka mengganti. Mereka masuk dengan merangkak di atas pantat mereka dan berkata, 'Satu biji dalam sehelai rambut.'"
Muslim meriwayatkan dengan lafadz, "Dikatakan kepada Bani Israil, 'Masuklah pintu gerbang dengan bersujud dan ucapkanlah, 'Bebaskanlah kami dari dosa.' Niscaya kesalahanan kalian diampuni. Lalu mereka mengganti. Mereka pun masuk gerbang dengan merangkak di atas pantat mereka. Mereka berkata, 'Sebiji dalam sehelai rambut.'"

Takhrij Hadis
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya dalam Kitab Ahadisil Anbiya', bab kisah Khidhir dengan Musa (6/436, no. 3403) dan dalam Kitab Tafsir di tafsir surat Al-Baqarah (8/164, no. 4479), dalam tafsir surat Al-A'raf (8/304, no. 4641). Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab Tafsir (4/2312, no. 3015). ]

Penjelasan Hadis
Allah Tabaraka wa Taala meyampaikan kepada kita di dalam kitab-Nya bahwa Dia memerintahkan Bani Israil agar masuk ke sebuah desa di Baitul Maqdis dengan sujud, yakni tunduk dan patuh kepada Allah, bukan dengan takabur dan sombong, dan agar mereka memohon kepada Allah pada waktu mereka masuk untuk menghapus dosa-dosa mereka dan mengampuni kesalahan-kesalahan mereka. Akan tetapi, mereka tidak masuk seperti yang telah Allah ajarkan kepada mereka dan tidak mengatakan seperti yang Allah perintahkan kepada mereka. Mereka masuk dengan merangkah di atas pantat mereka. Mereka mengatakan, "Sebiji gandum atau biji dalam sehelai rambut." Maka Allah menurunkan siksa kepada mereka akibat kefasikan mereka. "Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud[54], dan Katakanlah: "Bebaskanlah Kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik". Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik." (Al-Baqarah: 58 – 59).
Orang-orang zhalim tersebut telah menyambut nikmat Allah dengan kekufuran. Mereka tidak menjalankan perintah-Nya dan tidak mensyukuri nikmat Allah kepada mereka. Bandingkanlah dengan keadaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya manakala mereka masuk Makkah dengan kemenangan. Mereka masuk dengan ketundukan dan kerendahan hati sampai kepala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyentuh pelananya pada saat beliau masuk Makkah dengan ketundukan dan kepasrahan kepada Allah.

Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
1. Penjelasan tentang besarnya dosa orang-orang yang mengubah perintah dan syariat Allah, yakni orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah. Mereka menyelewengkan kalam Allah, seperti yang dilakukan orang-orang zhalim dari kalangan Bani Israil.
2. Pada Bani Israil, bahkan di generasi mereka, terdapat orang-orang yang berhati keras. Jiwa mereka busuk dan akal mereka menyimpang. Di antara mereka adalah orang-orang seperti wahyu yang menceritakan tentang kesesatan dan kebengalan mereka.
3. Petunjuk yang Allah berikan kepada Bani Israil dan disampaikan oleh Al-Qur'an dan hadis nabi kepada kita, di mana kaum muslimin yang menang masuk dalam keadaan tunduk kepada Allah, berdoa kepada-Nya agar mengampuni. Ini adalah potret yang harus direalisasikanoleh para penakluk kaum muslimin di setiap masa dan tempat.
4. Harta rampasan perang yang diharamkan atas Bani Israil terbatas pada emas, perak, perabotan, pakaian, dan sejenisnya. Adapun apa yang dimakan, binatang dan tumbuhan tidaklah diharamkan atas mereka. Allah telah membolehkan kepada orang-orang yang diperintahkan untuk masuk desa itu agar makan darinya sesuka mereka. "Maka makanlah dari hasil buminya yang banyak lagi enak yang kamu suka." (Al-Baqarah: 58). 394-396.

Sumber: diadaptasi dari DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Shahih Qashashin Nabawi, atau Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa terj. Izzudin Karimi, Lc. (Pustaka Yassir, 2008), hlm. 394 --396.